Friday, March 23, 2012

Ketua DPC GERINDRA Solo Jawa Tengah

ARIS NURYANTO, SH
Selamat ...
Atas kehadiran pimpinan baru, bapak ARIS NURYANTO, SH sebagai KETUA DPC (Dewan Pimpinan Cabang) Partai GERINDRA (Gerakan Indonesia Raya) Solo (Surakarta) Jawa Tengah. Semoga DPC GERINDRA Solo semakin terdepan, semakin jaya, semakin eksis dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat Solo.

Inilah saatnya DPC GERINDRA SOLO melihat jauh kedepan, menata manajemen yang lebih baik, sehingga DPC Solo benar-benar berjuang untuk rakyat tanpa tendensi apapun. Bergerak dan maju bersama masyarakat Solo. GERINDRA TETAP JAYA.

Pesan Prabowo pada Ahok: Dukung Jokowi Sukses

JAKARTA - Banyak kalangan menilai duet Jokowi-Ahok pada Pilkada DKI berpotensi besar menggulingkan Fauzi Bowo dari kursi DKI 1. Ahok sendiri mengaku ditugaskan untuk mendukung Jokowi sebagai calon Gubernur DKI yang sukses.
Pria yang memiliki nama lengkap Basuki Tjahaja Purnama ini mengungkapkan hal tersebut saat ditanya apa pesan utama Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, saat mencalonkan dirinya sebagai Wakil Gubernur DKI. “Pesannya agar mendukung Pak Jokowi supaya sukses, serta menjadi Gubernur DKI yang selalu dikenang berhasil menata kota,” kata Ahok, Rabu (21/3/2012) kepada Tribunnews.com.
Pencalonan Ahok sebagai pendamping Jokowi terbilang mepet, baru diputuskan pada siang hari saat hari terakhir pendaftaran. Mengenai hal tersebut, Ahok mengaku tidak mengetahui apa sebab PDIP begitu lama memutuskan calon pendamping Jokowi. “Saya tidak tahu,” katanya.
Sebelumnya, Ahok sempat menyatakan kalau warga Jakarta ingin ada pemimpin baru yang tidak lagi berkumis. Menurutnya pemimpin baru dari kalangan muda seperti Jokowi dan dirinya adalah yang diinginkan warga saat ini. Tidak terjebak pada rutinitas protokoler dan melakukan terobosan-terobosan baru.
(tribunnews.com)

Tolak BBM Naik, Gerindra Bantah Bermanuver

JAKARTA – Sekretaris Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (F-Gerindra) DPR, Edi Prabowo, mengatakan fraksinya tetap dalam posisi menolak rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) terhitung 1 April mendatang.
“Untuk kesekian kalinya, Gerindra kembali menegaskan bahwa kita menolak rencana pemerintah menaikan harga BBM,” kata Edi Prabowo, di hadapan pengurus DPP Serikat Rakyat Miskin Indonesia, dipimpin ketua umumnya Wahida Baharuddin Upa, di ruang Fraksi Gerindra, gedung Nusantara I, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (22/3).
Sikap tegas Gerindra ini, lanjutnya, bukan akrobat politik praktis tapi salah satu wujud dari komitmen Gerindra untuk menyejahterakan rakyat dan bangsa Indonesia.
“Jadi tuntutan Serikat Rakyat Miskin Indonesia yang kini tengah menggelar aksi demo di depan DPR sejalan dengan sikap Gerindra. Gerindra akan tetap berpegang pada Pasal 7 Ayat 6 dari UU APBN 2012 yang tidak memberi peluang bagi pemerintah untuk menaikkan harga dan mengurangi subsidi BBM,” tegasnya.
Dijelaskannya, kalau pemerintah tidak menaikan harga BBM dalam negeri sebagai efek dari naiknya harga BBM di luar negeri, APBN hanya perlu tambahan sekitar Rp55 triliun.
“Dari sisi politik anggaran teramat mudah untuk menutupinya yakni dengan cara menggeser sedikit anggaran rutin birokrasi sebesar 54 persen dari total Rp1435 triliun. Kalau cara itu yang ditempuh pasti masyarakat merasa diperlakukan adil,” kata Edi Prabowo.
Sementara Ketum DPP Serikat Rakyat Miskin Indonesia, Wahida Barharuddin Upa, didampingi sekitar enam rekannya mengatakan, pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak pernah memikirkan kesulitan rakyatnya yang terhimpit kemiskinan.
“Pemerintahan SBY tidak pernah berupaya memikirkan rakyatnya yang terhimpit kemiskinan. Beliau justru sangat responsif terhadap maunya pasar bebas,” kata Wahida.
Padahal Pasal 33 UUD 45 melindungi rakyat Indonesia bahwa seluruh kekayaan alam Indonesia harus diperuntukan bagi kesejahteraan rakyat. Bukan untuk kepentingan asing, imbuhnya.
“Karena amanat konstitusi itu pula maka DPP Serikat Rakyat Miskin Indonesia mengusung sekitar 700 massanya berunjuk rasa di depan gedung DPR, menuntut Presiden SBY tidak menaikkan harga BBM dan mengingatkan bahwa presiden sudah melanggar UUD,” tegasnya.
(jpnn.com)

8 Program Aksi

8 Program Aksi Partai Gerindra
1.  Menjadwalkan kembali pembayaran utang luar negeri
  • Mengalihkan dana pembayaran utang luar negeri sebagai modal untuk membiayai program pendidikan, kesehatan, pangan dan energi, yang murah serta ramah lingkungan.
2.  Menyelamatkan kekayaan negara untuk menghilangkan kemiskinan
  • Menjadikan BUMN sebagai lokomotif dan ujung tombak kebangkitan ekonomi.
  • Menghentikan penjualan aset negara yang strategis atau yang menguasai hajat hidup orang banyak.
  • Meninjau kembali semua kontrak pemerintah yang merugikan kepentingan nasional.
  • Mewajibkan eksportir nasional yang menikmati fasilitas kredit dari negara untuk menyimpan dana dari hasil ekspornya di bank dalam negeri.
  • Membangun industri pengolahan untuk memperoleh nilai tambah
3.  Melaksanakan ekonomi kerakyatan
  • Mencetak 2 juta Ha lahan baru untuk meningkatkan produksi beras, jagung, kedelai, tebu yang dapat mempekerjakan 12 juta orang.
  • Mencetak 4 juta Ha lahan untuk aren (bahan baku bio etanol) yang dapat mempekerjakan 24 juta orang.
  • Membangun pabrik pupuk urea dan NPK dengan total kapasitas 4 juta ton.
  • Memperbesar permodalan lembaga keuangan mikro untuk menyalurkan kredit bagi rakyat kecil.
  • Membangun sarana transportasi massal.
  • Meningkatkan perdapatan per kapita USD 2.000 menuju USD 4.000
4.  Delapan program Desa Listrik desa.
  • Bank dan lembaga keuangan desa.
  • Koperasi desa, lumbung, desa, pasar desa.
  • air bersih desa.
  • Klinik desa.
  • Pendidikan desa.
  • Infrasruktur pedesaan dan daerah pesisir.
  • Rumah sehat pedesaan.
5. Memperkuat sektor usaha kecil
  • Prioritas penyaluran kredit perbankan kepada petani, nelayan dan pedagang kecil.
  • Melarang penyaluran kredit bank pemerintah untuk pembangun perumahan dan apartemen mewah, mall, serta proyek-proyek mewah lainnya.
  • Melindungi pedagang pasar tradisional dengan melarang pembangunan pasar swalayan berskala besar yang tidak sesuai undang-undang.
  • Melindungi dan memperjuangkan hak-hak buruh migran (TKI).
6.  Kemandirian energi
  • Membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi dan air (10.000 MW).
  • Menyediakan sumber energi dengan mendirikan kilang-kilang minyak, pabrik bio etanol dan pabrik DMe (pengganti LPG).
  • Membuka 2 juta hingga 4 juta Ha hutan aren dengan sistem tanaman tumpang sari untuk produksi bahan bakar etanol, sebagai pengganti BBM impor.
  • Pembukaan lahan ini akan menjadikan Indonesia sebagai pengekspor bahan bakar nabati setelah 7 tahun masa tanam (4 juta Ha hutan aren menghasilkan sekitar 56 juta mt etanol/tahun).
7.  Pendidikan dan kesehatan
  • Mencabut undang-undang bahan hukum pendidikan.
  • Pencabut pajak buku pelajaran dan menghentikan model penggantian buku pelajaran tiap tahun.
  • Membagi sedikitnya 1 juta laptop kepada mahasiswa per tahun.
  • Melaksanakan kembali program KB (Keluarga Berencana).
  • Meningkatkan peran PKK, Posyandu dan Puskesmas.
  • Menempatkan sarjana dan dokter baru melalui program pemerintah terutama di kantong-kantong kemiskinan.
  • Menggerakkan revolusi putih dengan menyediakan susu untuk anak-anak miskin.
8.  Menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup
  • Melakukan penghijauan kembali 59 juta Ha hutan yang rusak serta konservasi aneka ragam hayati dan hutan lindung.
  • Mengamankan dan merehabilitasi daerah aliran sungai.
  • Mencegah dan menindak tegas pelaku pencemaran  lingkungan.
  • Melindungi flora dan fauna sebagai bagian dari aset bangsa.

Sejarah Partai Gerindra

Dalam sebuah perjalanan menuju Bandara Soekarno-Hatta, terjadi obrolan antara intelektual muda Fadli Zon dan pengusaha Hashim Djojohadikusumo. Ketika itu, November 2007, keduanya membahas politik terkini, yang jauh dari nilai-nilai demokrasi sesungguhnya. Demokrasi sudah dibajak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan memiliki kapital besar. Akibatnya, rakyat hanya jadi alat. Bahkan, siapapun yang tidak memiliki kekuasaan ekonomi dan politik akan dengan mudah jadi korban. Kebetulan, salah satu korban itu adalah Hashim sendiri. Dia diperkarakan ke pengadilan dengan tudingan mencuri benda-benda purbakala dari Museum radya Pustaka, Solo, Jawa tengah. “Padahal Pak Hashim ingin melestarikan benda-benda cagar budaya,“ kata Fadli mengenang peristiwa itu. Bila keadaan ini dibiarkan, negara hanya akan diperintah oleh para mafia. Fadli Zon lalu mengutip kata-kata politisi inggris abad kedelapan belas, Edmund Burke: The only thing necessary for the triumph [of evil] is for good men to do nothing.” Dalam terjemahan bebasnya, “kalau orang baik-baik tidak berbuat apa-apa, maka para penjahat yang akan bertindak.“ terinspirasi oleh kata-kata tersebut, Hashim pun setuju bila ada sebuah partai baru yang memberikan haluan baru dan harapan baru. tujuannya tidak lain, agar negara ini bisa diperintah oleh manusia yang memerhatikan kesejahteraan rakyat, bukan untuk kepentingan golongannya saja. Sementara kondisi yang sedang berjalan, justru memaksakan demokrasi di tengah himpitan kemiskinan, yang hanya berujung pada kekacauan.
Gagasan pendirian partai pun kemudian diwacanakan di lingkaran orang-orang Hashim dan Prabowo. Rupanya, tidak semua setuju. Ada pula yang menolak, dengan alasan bila ingin ikut terlibat dalam proses politik sebaiknya ikut saja pada partai politik yang ada. Kebetulan, Prabowo adalah anggota Dewan Penasihat Partai Golkar, sehingga bisa mencalonkan diri maju menjadi ketua umum. Namun, ketika itu Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla adalah wakil presiden mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Mana mau Jusuf Kalla memberikan jabatan Ketua Umum Golkar kepada Prabowo?” kata Fadli.
Setelah perdebatan cukup panjang dan alot, akhirnya disepakati perlu ada partai baru yang benar-benar memiliki manifesto perjuangan demi kesejahteraan rakyat. Untuk mematangkan konsep partai, pada Desember 2007, di sebuah rumah, yang menjadi markas IPS (Institute for Policy Studies) di Bendungan Hilir, berkumpulah sejumlah nama. Selain Fadli Zon, hadir pula Ahmad Muzani, M. Asrian Mirza, Amran Nasution, Halida Hatta, Tanya Alwi dan Haris Bobihoe. Mereka membicarakan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) partai yang akan dibentuk. “Pembahasan dilakukan siang dan malam,” kenang Fadli. Karena padatnya jadwal pembuatan AD/ART , akhirnya fisik Fadli ambruk juga. Lelaki yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif di IPS ini harus dirawat di rumah sakit selama dua minggu.
Fadli tidak tahu lagi bagaima-na kelanjutan partai baru ini. Bahkan dia merasa pesimistis bahwa gagasan pembentukan partai baru itu akan terus berlanjut. Namun diluar dugaan, ketika Hashim datang menjenguk di rumah sakit, Hashim tetap antusias pada gagasan awal untuk mendirikan partai politik. Akhirnya, pembentukan partai pun terus dilakukan secara maraton. Hingga akhirnya, nama Gerindra muncul, diciptakan oleh Hashim sendiri. Sedangkan lambang kepala burung garuda digagas oleh Prabowo Subianto.
Pembentukan Partai Gerindra terbilang mendesak. Sebab dideklarasikan berdekatan dengan waktu pendaftaran dan masa kampanye pemilihan umum, yakni pada 6 Februari 2008. Dalam deklarasi itu, termaktub visi, misi dan manifesto perjuangan partai, yakni terwujudnya tatanan masyarakat indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil dan makmur serta beradab dan berketuhanan yang berlandaskan Pancasila sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD NRI tahun 1945.
Budaya bangsa dan wawasan kebangsaan harus menjadi modal utama untuk mengeratkan persatuan dan kesatuan. Sehingga perbedaan di antara kita justru menjadi rahmat dan menjadi kekuatan bangsa indonesia. Namun demikian mayoritas rakyat masih berkubang dalam penderitaan, sistem politik kita tidak mampu merumuskan dan melaksanakan perekonomian nasional untuk mengangkat harkat dan martabat mayoritas bangsa indonesia dari kemelaratan. Bahkan dalam upaya membangun bangsa, kita terjebak dalam sistem ekonomi pasar. Sistem ekonomi pasar telah memporak-porandakan perekonomian bangsa, yang menyebabkan situasi yang sulit bagi kehidupan rakyat dan bangsa. Hal itu berakibat menggelembungnya jumlah rakyat yang miskin dan menganggur. Pada situasi demikian, tidak ada pilihan lain bagi bangsa indonesia ini kecuali harus mencip-takan suasana kemandirian bangsa dengan membangun sistem ekono-mi kerakyatan.
Nah, Partai Gerindra terpanggil untuk memberikan pengabdiannya bagi bangsa dan negara dan bertekad memperjuangkan kemakmuran dan keadilan di segala bidang.

Kisah Gerindra dan Kepala Garuda
Memberi nama partai politik gampang-gampang susah. Karena nama partai berkaitan dengan persepsi yang akan diingat oleh masy-arakat selaku konstituen. Sebelum nama Gerindra muncul, para pendiri partai ini seperti Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, Fadli Zon dan Muchdi Pr juga harus memikirkan nama yang tepat. Ketika itu di Bangkok, Thailand, mereka berkumpul untuk acara Sea Games Desember 2007, demi mendukung tim indonesia, terutama polo dan pencak silat yang berhasil lolos untuk dipertandingkan di sana.
Kebetulan Prabowo adalah ketua IPSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia). Namun ajang kumpul-kumpul tersebut kemudian dimanfaatkan untuk membahas nama dan lambang partai. Nama partai harus mem-perlihatkan karakter dan ideologi yang nasio-nalis dan kerakyatan sebagaimana manifesto Gerindra. tersebutlah nama “Partai Indonesia Raya”. Nama yang sebenarnya tepat, namun sayang pernah digunakan di masa lalu, yakni PIR (Partai Indonesia Raya) dan Parindra. “Kalau begitu pakai kata GERAKAN, jadi Gerakan Indonesia Raya,” ucap Hashim penuh semangat. Peserta rapat pun kemudian menyetujuinya. Selain gampang diucapkan, juga mudah diingat: Gerindra, begitu bila disingkat. Nah, setelah persoalan nama selesai, tinggal soal lambang. Lambang apa yang layak digunakan?
Muncul ide untuk menggunakan burung garuda. Namun, ini lambang yang sudah banyak digunakan partai lain. apa-lagi simbol Pancasila yang tergantung di dada garuda, mulai dari bintang, padi kapas, rantai, sampai kepala banteng dan pohon beringin, sudah digunakan oleh partai yang ada sekarang. Untuk menemukan lambang yang tepat, Fadli Zon mengadakan survei kecil-kecilan.
Hasilnya, sebagian masyarakat justeru menyukai bila Gerindra menggunakan lambang harimau. Harimau adalah binatang yang sangat perkasa dan menggetarkan lawan bila mengaum. Namun, Prabowo memiliki ide lain, yakni kepala burung garuda, ya hanya kepalanya saja. Gagasan itu disampaikan oleh Prabowo sendiri, yang juga diamini oleh pendiri partai yang lain.
Maka jadilah Partai Gerindra yang kita kenal sekarang. Perpaduan antara nama dan lambang yang tepat, sebab keduanya menggambarkan semangat kemandirian, keberanian dan kemakmuran rakyat. Kepala burung garuda yang menghadap ke kanan, melambangkan keberanian dalam bersikap dan bertindak. Sisik di leher berjumlah 17, jengger dan jambul 8 buah, bulu telinga 4 buah, dan bingkai gambar segi lima yang seluruhnya mengandung arti hari kemerdekaan, 17-8-1945. Dalam perjalanannya kemudian, terbukti, Gerindra mendapatkan tempat di hati masyarakat, meski berusia muda. Ketika iklan kampanye gencar dilakukan, burung garuda dan suaranya ikut memberi latar belakang sehingga para penonton merasa tergugah dengan iklan tersebut.